Perkembangan AI Meningkat, Kabar Baik atau Tanda Bahaya?



(freepik.com)

Jakarta, Artsysite.id - Perkembangan AI akan selalu mengalami peningkatan, karena manusia membutuhkan alat baru yang dapat membantu dalam pekerjaan dan kesehariannya. 

Banyak orang yang mengira bahwa kecerdasan buatan atau AI itu sebagai solusi, padahal faktanya adalah AI merupakan sebuah alat, sama halnya seperti kalkulator dan juga komputer. AI membutuhkan orisinalitas dari penggunanya. 

Salah satu bukti perkembangan AI yang sering digunakan adalah ChatGPT. ChatGPT adalah teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat berinteraksi dengan manusia seperti percakapan manusia. 

ChatGPT menggunakan server yang ada di cloud (server virtual yang diakses melalui internet) karena membutuhkan kekuatan prosesing yang sangat besar dan tidak memungkinkan untuk dioperasikan melalui komputer atau gawai.

Kelebihan seperti ini sangat bagus sehingga ChatGPT bisa menjawab semua pertanyaan, yang menjadikannya AI terpintar atau AI dengan kapasitas tercerdas. 

Bagaimana Privasi dalam Perkembangan AI? 

Hal yang menjadi pertimbangan adalah tidak adanya privasi, apabila menggunakan AI yang servernya berada di cloud disarankan untuk lebih berhati-hati jika menggunakan data pribadi. Karena saat kita menggunakan AI, data yang kita masukan akan tersebar ke dalam internet dan memiliki resiko yang sangat besar. 

Ada saatnya dimana kita membutuhkan sebuah kecerdasan buatan dengan keamanan data privasi yang terjamin, yang memiliki kapasitas pengoperasian langsung dari komputer atau laptop kita masing-masing. Nvidia memiliki sebuah inovasi yang mengedepankan teknologi kecerdasan buatan yang disebut dengan RTX AI. 


Perkembangan AI yang dilakukan oleh NVDIA melalui RTX AI (NVDIA) 

Perkembangan AI yang dibuat oleh Nvidia memiliki kelebihan seperti soft privacy issues, hal ini jelas bertujuan untuk melindungi permasalahan terkait dengan keamanan privasi. Kemudian AI ini tidak membutuhkan adanya akses internet, sehingga memudahkan kita dalam menggunakan fitur yang disediakan tanpa mempermasalahkan kualitas jaringan. 

Mengenai kecerdasan buatan tanpa akses internet, software tersebut bernama Nvidia ChatRTX. Perangkat lunak ini fungsinya hampir sama dengan ChatGPT, namun memiliki perbedaan yaitu bisa dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Kemudahan Industri Kreatif dari Perkembangan AI 

RTX AI yang diberikan oleh Nvidia terwujud dalam beberapa alat di sebuah perangkat lunak yang bisa digunakan untuk membantu kita dalam produktivitas. Ketika kita ingin melakukan siaran langsung maupun tidak langsung, kita bisa menggunakan Nvidia Broadcast yang memudahkan dalam mengatur latar belakang, kejelasan gambar, dan kejelasan suara. 

“ChatGPT itu kita sebut sebagai AGI (Artificial General Intelegence), boleh dibilang chat bot yang paling pintar. Namun, pada waktu yang bersamaan, chat bot ini juga kurang pintar karena tidak mengetahui apa-apa tentang diri kita sendiri. Jadi, pasal ini kita solve dengan Nvidia ChatRTX,” jelas Adrian Lesmono saat sesi presentasi teknologi Nvidia AI. 

Bagi pekerja kreatif, Nvidia juga menyediakan perangkat lunak yang bisa membantu dalam membuat sebuah karya yaitu Nvidia Canvas. Pengembangan AI ini bisa bekerja dengan cepat saat proses pembuatan ilustrasi, gambar latar belakang, dengan memaksimalkan efisiensi waktu serta gambar yang dihasilkan berkualitas tinggi. 

AI Dalam Pemasaran dan Pemerintahan 

“Untuk MSI sendiri, tentunya Perkembangan AI ini sangat membantu kita dalam mengenali lebih dalam lagi pasar atau market yang ada, khususnya di Indonesia untuk produk MSI,” kata Ronald Susanto selaku Channel Marketing MSI. 

Kita bisa mengatur iklan yang lebih presisi ketika menggunakan bantuan AI, sehingga target pasar untuk penjualan produk mau itu laptop, komputer, dan lain sebagainya bisa akurat menjangkau semua wilayah di Indonesia. Memanfaatkan teknologi AI dalam melakukan penelitian pasar bisa menjadi optimal, lebih cepat, dan juga lebih efisien. 

Dalam beberapa tahun ini penerapan AI mendapat sebuah momentum yang begitu baik. Di kawasan asia tenggara, Indonesia akan menjadi satu barometer yang sangat luar biasa. Dengan memperoleh keuntungan dari sisi demografisnya, Indonesia memiliki big data yang besar. 

Pemerintah saat ini juga sudah mendukung dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. AI sudah digunakan sejak pandemi di bidang health tech yang membantu masyarakat untuk mengecek kesehatannya secara mandiri lewat teknologi ini. 

Dengan adanya dukungan dari pemerintah, penggunaan AI menjadi semakin fleksibel yang menjadikan negara Indonesia selangkah lebih maju dibanding negara lainnya. 

Perkembangan AI yang yang membantu instansi pemerintahan di Indonesia juga masih butuh banyak peningkatan. Ada beberapa produk AI yang masih perlu peninjauan, salah satunya adalah generative AI.

Generative AI adalah bentuk artificial intelligence yang dapat menganalisis kumpulan data besar. Data ini berdasarkan kriteria yang diekstrak dari perintah untuk membuat konten baru yang mencakup teks, gambar, video, audio, dan kode dengan pola dan struktur yang sama. Model GenAI terus berlatih atau belajar dari data yang tersedia, sehingga memberikan konsumen akhir konten baru dan respons yang terus berkembang. 

“Kalau bicara tentang generative AI, untuk institusi kepolisian yang berhubungan dengan terminologi kriminal, memang menggunakan generative AI itu agak bias. Hasilnya kadang tidak tepat sekali, apalagi kalo disuruh cari pasal-pasal itu gabisa. Jadi memang butuh satu SLM (Specific Language Models),” jelas Karim Taslim selaku Ketua Komtap AI Aptiknas.


Post a Comment

Previous Post Next Post